Your Change DNA
Membebaskan Belenggu - Belenggu Untuk Meraih Keberanian dan Keberhasilan Dalam Pembaharuan
TAK lama setelah buku CHaNgE! beredar saya menerima banyak sekalitanggapan dan komentar. Salah satu komentar yang banyak saya temui adalah
mengapa baru seka-rang buku seperti ini diterbitkan. Komentar seperti itu lama
saya renungi. Akhirnya saya menyesali sendiri, karena memang saya cukup lama
menahannya.
Kebetulan hari-hari itu saya diminta untuk memasukkan karya-karya ilmiah saya
untuk pengurusan gelar guru besar saya. Sebagai seorang academician saya
dituntut untuk berkarya dan menulis.
Upaya-upaya seperti itu tentu sangat menyita waktu. Selain harus melakukan
peneli-tian, gaya penulisannya juga berbeda. Tetapi kalau saya terus menerus
berkonsentrasi di sana, maka saya akan kehilangan waktu menulis karya-karya
seperti ini.
Saya mengalami sejumlah dilema: Melakukan publikasi internasional yang
berguna untuk karier saya sebagai academician, atau mengolah konsep-konsep
itu dan memberi sentuhan kontekstual pengalaman dan pengamatan profesional
untuk kepentingan bang-sa saya yang sedang kehilangan arah?
Ketika waktu mengharuskan saya untuk memilih maka terjadilah proses itu.
Saya mengikuti pola Mohammad Yunus (lihat bab 5), meninggalkan pola sangkar
burung - berpikir dari atas - menjadi pola cacing yang hidup di bawah - serta
merasakan sendiri.
Setelah sibuk mengurus yang pertama, saya pun mulai berkonsentrasi menggali
ide-ide baru. Apalagi ada begitu banyak keluhan yang saya terima sehubungan dengan
ancaman-ancaman yang dihadapi para pembaharu.
Ketika CHaNgE! dipresentasikan kepada hampir semua bawahan, maka Semuanya
mengangguk-anggukkan kepala. Tetapi ketika akan dijalankan, terasa sekali betapa
beratnya. Orang-orang yang mengangguk-anggukkan kepala itu ternyata hanya mampu
menjadi penonton. Dan ketika perubahan mulai menyentuh kepentingan mereka, maka
mereka dapat mengorganisir diri menentang perubahan yang indah itu.
Bagi para pembangkang, perubahan tiba-tiba dianggap sebagai ancaman. Dan tokoh-
tokohnya dapat dianggap sebagai musuh. Mereka bisa bergerak terbuka. Tetapi sebagian
besar dari pembangkang itu lebih memilih diam-diam, melawan dengan SMS, surat-surat
kaleng tanpa identitas, dan sebagainya.
Mereka setuju harus berubah, tetapi mereka juga menghalanginya. Mereka resisten
dan membuat blok-blok penghalang. Yang mereka perjuangkan hanya self interest. Se-
suatu yang tadinya bagus di atas kertas, tiba-tiba menjadi kusut, kacau, bergerak random,
penuh kecurigaan.
Memang benar kata orang bijak, lawan kita tidak ada di luar sana, melainkan di dalam
rumah sendiri.
Kala kita bodoh, kita memang ingin
menguasai orang lain. Tetapi kala kita
bijak, kita ingin menguasai diri sendiri.
Post a Comment